Hy semua......
hari ini gue bakal posting yang selalu kalian tunggu-tunggu lanjutan the first of something bab 2 ; promise you, ini terinspirasi dari lagu super junior promise you. silakan baca yang chinggu, bab 2 ini sudah masuk dalam tahapan pemunculan konflik, sedih tapi alurnya nggak sepenuhnya sedih....
let's reading my story chinggu
:-)
Bab 2
The first of
something
Promise you
Super junior – promise you
Aku
Hanya
mengingatkamu dan selalu mengingatkanmu, bahwa aku sudah bosan
selalu
hidup dengan dipatahkan janjinya.
Apakah
kau tak berpikir dua kali,
Apakah
kau tak berpikir bagaimana rasanya dipatahkan janjinya.
Aku
hanya bisa menanggukan kepala
Berharap
janji itu bisa disambungkan kembalit
Seandainya
semua itu bisa tercapai
.....
Minggu pagi kembali menyapa
dengan matahari cerah yang sedang bersemangat masuk kerumah shin ahh. Hari
dimana tanpa tugas, tanpa harus sibuk dengan skripsi siswa. Shin ahh bangun
dengan setengah mengedipkan mata, dan melihat jam di mejanya, suara ponsel
berdering keras dan tak tahu berapa panggilan tak terjawab....
“Hahhhhggggrrrrr, jam 10.00 pagi
aniiii, yeyo.....” shin ahh terkejut dan langsung melompat dari tempat tidur.
Ia baru ingat bahwa ia punya janji dengan yi jeong sang seongsanim cantiknya
itu. Entah hal apa yang membuat shin ahh begitu kagum dengan seongsanim/guru
yang saat ini telah menjadi temannya. Walaupun shin ahh tak masuk jurusan
sejarah, seperti yi jeong. itu bukanlah alasan dan jawaban, melainkan ia hanya menyukai seongsanimnya sebagai teman
cerita dan bukan menyukai pelajarannya.
“matilah aku hari ini.......’’
ujarnya dari tadi. shin ahh segera bergegas cepat. Hanya mandi 10 menit,
berpakaian kemeja berlapiskan jaz hitam berpasangan jeans bewarna krem dan menggunakan
make up selama 25 menit.
lalu pergi tanpa sarapan. Motor
balap kawasaki ninja berwarna merah, segara siap, tanpa harus memanaskan mesin.
Shin ahh segara melaju dengan cepat menuju caffe purple. Tempat yang paling
sering shin ahh kunjungi jika ingin bercerita dengan yijeong.
Dan tibalah di caffe purple,
untungnya yi jeong belum datang. Mungkin
ia akan tahu bahwa aku akan telat. Beberapa menit kemudian, setelah shin ahh
merenungkan masalah telatnya, yi jeong muncul dihadapannya dengan rok panjang
berwarna coklat dan blazzer berwarna ungu, tanpa ikatan rambut. Rambutnya yang
panjang lebih hitam dan poni sebahu, membuatnya lebih cantik dan manis.
“hah, kakak ....’’ jawab shin ahh dengan polos tanpa bernada.
‘’kenapa ?, ada masalah ?’’ tanya yi
jeong penasaran.
‘’tidak kok. Kajja.... ayo jalan-jalan’’ ajak shin ahh mencoba untuk bersemangat.
‘’ne.....’’ yi jeong mengangguk.
Shin ahh begitu bersemangat,
dan begitu bahagia ketika pergi bersama yi jeong menuju bioskop. Motor balapnya
melaju semakin kencang namun yi jeong tak menghiraukan masalah itu, yang ia
pikirkan bagaimana caranya agar membuat dirinya menjadi sedikit senang dan
tertawa.
Tibalah di tempat yang paling sering
mereka kunjungi ketika hari weekend. Memasuki gedung bioskop, shin ahh
membayangkan dirinya yang sudah tak lama mengunjungi tempat seperti ini.
walaupun ia menangis-nangis kepada key. Tetap saja dokter sialan itu takkan
memberikannya izin untuk keluar ketempat manapun.
Dengan posisi duduk
ditengah-tengah, bangku VIP. Bersiap-siap menonton film. Shin ahh masih
sempat-sempatnya menjahili yi jeong dengan tangannya.
‘’eonni...’’ tegurnya pelan.
‘’hhaa.....” shin ahh.
‘’kakak benar-benar cantik hari ini” shin ahh mencubit pipi yi jeong.
“ahh tidak,....’’ yi jeong hanya tersenyum.
Film dengan unsur romatis
dan sedih, yi jeong tampak seperti menangis melihat setiap beberapa adegan yang
menyedihkan, sementara shin ahh hanya makan popcron dengan porsi besar, terus
mengunyahnya tanpa henti.
''kakak menangis ?'' tanya shin ahh pelan.
''bukan menangis. Hanya terbawa perasaan
sedih.'' Shin ahh hanya bingung mendengar ucapan yi jeong tadi, bukan menangis.
Tapi justru dari tadi ia yang paling sering menangis dalam diam tanpa suara.
*****
Lee jaejoong berjalan menuju
lantai paling atas dirumahnya. Menyusuri anak tangga yang begitu panjang hingga
menuju lantai atas, tempat dimana itu adalah kamar ibunya jaejoong.
Jaejoong membuka pelan kamar
ibunya tanpa suara. Jaejoong menghidupkan lampu, lalu membuka jendela. Kamar
ini masih tampak suram, dan sunyi seperti dulu dengan penuh peralatan medis
yang canggih. Namun jaejoong tak percaya dengan semua peralatan canggih yang
beberapa tahun lalu dibeli ayahnya di amerika. Ibunya belum tersadar dari koma
1 tahun yang lalu, karena jatuh dari tangga diakibatkan oleh ia depresi berat
hingga tak sadar dirinya jatuh dari tangga.
''lama tak bertemu,
Bagaimana kabarmu, apakah kau
sudah mendingan.....” tanya jaejoong, dengan tatapan melamun, dan berpikir.
Apakah aku gila, mengobrol dengan seseorang yang tak pernah bangun dan tidur
selama 1 tahun lebih seperti putri tidur. Ia benar-benar tak percaya dengan semua
realita yang selama ini selalu diharapkannya. Berharap ibunya akan sembuh, tapi
nyatanya semua itu tak sesuai dengan apa yang diharapkannya selama ini. yang
dapat membuktikan bahwa ibunya hidup, hanyalah monitor detak jantung itu.
''Ibu. Kakak berubah, dan kakak
menjadi dingin. Apakah aku pernah berbuat kesalahan. Apakah karena aku tuli,
apakah aku hanya pecundang bagi kakak.''Tanyanya sedih.
''aku ingin menjadi normal......''
''aku ingin menjadi normal ....'' teriak jaejoong keras.
''bu, ayo BANGUN.....'' sentaknya
keras.
''AYOLAH........, aku ingin
membawa ibu ke sekolahku, ayolah....
''Ayo bangun..............’'' lirih teriak keras jaejoong menjadi serak.
Kenapa aku harus terlahir dalam
keadaan tuli, aku ingin menjadi normal. Aku ingin mendengar suara. Aku ingin
mendengar suara orang-orang yang selama ini membenciku dan menghinaku. Aku
ingin bisa mendengar......
*****
Film sedih pun akhirnya berakhir. Shin ahh
dan yi jeong keluar dari gedung bioskop. Ponsel yi jeong tak bisa lagi diajak
kompromi, terus berdering. Akhirnya yi jeong mengangkat ponsel tersebut.
''yoebeseyo......'' ucap perlahannya.
Shin ahh hanya membeo,
memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh yi jeong hingga ia begitu
benar-benar fokus dengan obrolannya lewat telpon.
''shin ahh, sebenarnya aku....'' ucap yi jeong yang bingung harus
mengucapkan kata-kata apa terhadap shin ahh.
''aku tahu dan mengerti kok, itu tadi panggilan dari kampus'' jawab shin
ahh dengan suara yang lemah.
"iya tapi .... ini urusan penting, apa kamu m....." ucapan yi jeong
terpotong.
"tidak kok aku nggak marah, tugas itu juga penting, aku tahu perasaan apa
yang sedang kau rasakan, karena aku juga seorang dosen" shin ahh menjawab
semua pertanyaan yi jeong.
"gomawo, shin ahh ....'yi jeong mencubit pipi shin ahh.
"haeeeeuu., iya" shin ahh melepas cubitan yi jeong
.
Selalu urusan pekerjaan. Dan
semuanya tak pernah lepas dari kata kesibukan. Tetapi apakah ada kata untuk
menyatu kembali, seperti sedahulu kala. Kau yang dulu, sesibuk apapun masih
tetap memikirkanku. Mungkin tidak, itu bukanlah kata yang tepat; kau
melupakanku. Kau hilang ditengah keramaian seoul, menuju halte bus.
****
Shin
ahh pulang dengan perasaan yang kesal, dokter key telah telah menanti dan melihat yijeong dari blakon
rumah.
"hey putri tidur, bagaimana jalan-jalannya ?" teriak key dari blakon,
namun shin ahh tak bereaksi, hanya melempar senyum dan langsung masuk menuju
kamarnya. Melihat ekspresi itu key menuju kamar shin ahh dengan tergesa-gesa.
"apa kau tidak apa-apa, apakah jantungmu sakit lagi ?" tanya penasaran
key.
"tidak, aku hanya lelah. Bisakah kau keluar dari kamarku" ketus perlahan
shin ahh. Key hanya menganggukan kepala, dan menutup pintu kamar tanpa suara.
Sepertinya aku memang perlu
membutuhkan seseorang, untuk bercerita, dan aku sudah bosan seperti ini. setiap
kali kau membuat janji kepadaku, selalu saja kau mengingkarinya dengan mudah.
Tanpa memikirkan dua kali ataupun perasaanku, kau dengan mudahnya mematahkan
janji itu.
Berjanji itu memang mudah,
Tapi begitu sangat sulit untuk diputuskan....
****
Pagi kembali datang, namun
kali ini iklim berubah menjadi agak mendung. Sepertinya akan datang hujan,
namun shin ahh tak menghiraukan masalah itu. Setelah selesai mandi, ia hanya
menggunakan blazzer putih, jeans hitam, dan bantopel putih. mengikat rambut, dan
menggunakan sedikit make up.
Hujan memang benar-benar
turun, dan itu membuatnya jenuh dan bosan harus menunggu didepan pintu rumah. Melihat
rintiknya hujan yang membasahi taman-taman kecil disekitar rumah ini.
"rain, oh rain, i’m waiting for you.... waiting, just waiting, waiting for you ....." shin ahh
bernyanyi dengan suara yang selu.
"itu lagunya greyson chance – waiting outside the line atau super junior -
just you sih....." tanya key bingung.
"ahhh, what ?" tanya shin ahh lagi.
"ahh kau ini, memang agak-agak sedikit kurang setengah cangkir...."
"apanya OTAK, enak saja, kalo aku kurang secankir buktinya aku masuk kuliah
jurusan matematika dan juga aku dosennya. Kau itu yang dokter ling lung" shin
ahh menepuk bahu key.
"aduh, sakit....."key mengelus bahunya yang tadi ditepuk oleh shin ahh
dengan keras.
"dokter, aku ingin tanya sesuatu ?" shin ahh menatap rintikan hujan,
sambil menunggu respon dari dokter key.
"tanya apa ?, tanyanya jangan soal matematika yah ..."key membuat lelucon
garing.
"apakah kau percaya yang namanya sebuah janji ?" tanya shin ahh perlahan.
"tentu saja aku percaya. Dan aku selalu menepati janji, bila ada seseorang
yang berjanji padaku. Memangnya kenapa ?" tanya balik key.
"sepertinya itu mustahil untukku, tak ada satupun kata yang paling kubenci
selain kata janji. Janji tak pernah ada untukku. Sepertinya janji itu adalah
kata-kata yang bodoh untuk diingat, karena aku selalu dikecewakan, dan aku
dibuat menjadi sedih memikirkan kata-kata yang bodoh itu ? ....."
"mungkin mereka sedang memilki masalah" jawab key.
"jika memang mereka memiliki masalah, apakah sebuah masalah itu akan terus
berlarut, berlarut dan larut. Aku sudah bosan dengan kata sibuk atau
semacamnya. Kenapa mereka tak pernah ada untukku itu yang membuatku sakit dan
aku tak tahu harus berbuat apa, lebih baik aku menjadi putri tidur seumur
hidup, dibandingkan hidup dengan sebuah janji yang telah patah" shin ahh melampiaskan segala kekesalannya
kepada key.
"mungkin aku bisa membantumu, membantumu sebagai teman..."
"apakah boleh....." tanyanya.
Shin ahh hanya mengulurkan senyum tipis kepada key.
Hujan sepertinya memang tak bisa diajak kompromi, dan semakin deras, juga
diiringi dengan badai. Sepertinya shin ahh mempunyai alasan baru untuk bolos
mengajar, sepertinya memang begitu..
****
buat lanjutannya sabar-sabar aja yah, ini lagi sibuknya bener, sibuk ngurusin Try out n segala-gala keperluan kelas I.X.
KEEP CALM