leaf

.

Jumat, 18 Januari 2013

fanfiction the first of something

anyeong haseyo chinggu!!!
kali ini gue bakal nulis tentang fanfiction judulnya the first something dan ini baru bab 1, berlatar belakangkan universistas korea, cukup menarik bagi yang pernah merasakan arti dari sebuah kegagalan. seru, lucu, sedih dan gokil. cerita singkatnya ini tentang  meraih kehidupan dan berharap sebuah mimpi yang sukses lalu diawali dengan kata gagal-gagal lalu sukses.


The first of something

                            
                                                        Karya : Andita riandini

1.     The first of something

Diantara mereka, tak ada satu pun yang tahu kenyataan hidupku sesungguhnya saat ini. Namum aku hanya dapat berbohong agar mereka tak lagi menangis karena masalahku sendiri.

      Hari pertama dan hari yang paling membosankan, Goo shin ahh membukakan mata perlahan-lahan dan ia melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh peralatan dan mesin-mesin medis yang canggih, ini tepatnya dirumah sakit yang benar-benar besar dan dikelilingi oleh perawat yang mondar-mandir bersama dengan pasien merasakan sakit yang sama sepertinya. Begitu banyaknya dokter yang menanganinya, berharap shin ahh dapat sembuh total dari penyakit yang tak kunjung-kunjung diketahui oleh dokter. Goo shin ahh mengalami kecelakaan maut ditabrak lari mobil yang hampir menewaskan nyawanya sendiri dalam sekejap.

       Tapi untunglah maut itu tak menghampirinya, begitu banyak penyakit yang ada didalam tubuh goo shin ahh, bahkan beberapa dokter dunia pun bingung menentukan diagnosa berapa hari lagi shin ahh akan hidup didunia ini.

       Goo shin ahh baru saja menyelesaikan program S3 di universitas korea jurusan matematika. Namun setelah hari kelulusan program S3, Shin ahh mengalami kecelakaan tabrak lari yang hampir saja mengenai tulang ekor belakangnya, belum lagi masalah penyakit jantung shin ahh yang begitu lemah.

        Dokter key yong joon menatap lekat-lekat goo shin ahh yang saat ini berada dihadapannya. Ia telah 1 tahun berada dirumah sakit ini. key benar-benar mentapnya lekat-lekat bagaikan ia menatap laptop pada saat bermain game atau semacamnya. Key benar-benar tak merasa bosan ataupun jenuh karena pasien yang selalu setiap hari ditanganinya hanyalah goo shin ahh.

‘’kalau sudah bangun, ayo bangun !!!” pekik key dengan keras, namun shin ahh tidak mau bangun. Key benar-benar tahu kebiasaan buruk shin ahh dipagi hari, yaitu malas bangun.

“SHIN AHHH.....

  SAATNYA SARAPAN PAGI!!!” teriak key dengan keras, hingga orang yang diruangan sebelah menjadi kaget. Ritual teriak seperti itu sudah biasa dilakukan disini bila setiap pagi.

“iya-iya aku bangun, berapa lama hari ini aku tertidur” tanya polos shin ahh dengan mata yang setengah tertidur

“3 hari, kau tertidur. Mungkin akibat dari efek obat tidur itu” jawab singkat key sambil merapikan potongan rambutnya yang mirip yesung, ia benar-benar fans fanatik yesung.

“yah ampun aku benar-benar berherbinasi akhir-akhir minggu ini” shin ahh mengusap-usap sendiri rambutnya yang panjang bertatakan hitam berkilau.

“ayo, siap-siap olahraga....’’ key berbicara sambil melakukan sterching.

‘’hah.... what did you say ?’’ shin ahh melonggo menatap bingung dokter key

“KAJJA!” Teriak key dengan ekspresi penuh amarah kesal.

“NE.......” Balas teriakan shin ahh.




     Taman didaerah sekitar rumah sakit memang memiliki pemandangan yang cukup menakjubkan, benar-benar rumah sakit ini disulap menjadi teman taman kedua yang menarik, key membantu shin ahh berjalan dengan tongkat, guna membiasakan dirinya agar terbiasa berjalan kaki, bukannya terus bergantung dengan kursi roda. Mereka berhenti berjalan dan duduk dibangku taman. Shin ahh menghirup udara dengan perasaan yang bahagia, menghirup dan menghembuskan penuh dengan semangat

“shin ahh ....’’ key mencoba mengajak shin ahh berbicara.

‘’hah kenapa .....’’ tanya shin ahh bingung.

‘’kapan kau akan kembali kuliah ?’’ tanya key bingung dengan ekspresi serba salah.

‘’entahlah, tapi kurasa untuk kembali itu rasanya tak mungkin. Otakku ini sudah hancur. Mungkin tempat yang cocok dan tempat yang bisa menerima keadaanku saat ini hanyalah berada di rumah sakit ini ataupun tempat yang pasti memungkinkanku hidup tanpa roh namun memiliki jiwa yang utuh yaitu rumah sakit jiwa.’’ Jawab shin ahh dengan memoleskan sedikit senyuman sinis kepada key.

‘’tidak, maksudku apa salahnya jika kau melanjutkan program pasca S3 mu itu ? jawab ragu-ragu key.

‘’aku hanya ragu, aku tak tertarik lagi pada pelajaran yang selalu membuatku pusing itu, aku tak pantas dipanggil professor ataupun dosen. Nanti apa kata siswaku apabila aku ini hanyalah orang gila yang mencoba keluar dari nasib sebuah kematian’’ shin ahh terdiam setelah mengucapkan kata-kata yang dari tadi membuatnya terus berpikir dan berpikir.

‘’mungkin kau memang benar.....
Sekarang aku akan mengajukan sebuah taruhan !’’ key memberikan sebuah taruhan misterius.

‘’apa’’ tanya polos shin ahh tak berenergi.

“aku akan adukan masalah ini kepada ibumu, ibumu masih di New York kan ? tanya key sekaligus memberikan ancaman untuk shin ahh.

“ani....., jangan! Aku tak ingin menambahkan masalah baru kepada ibu. Aku lebih mementingkan ia tetap seperti itu, sibuk sendiri dengan naskah filmnya.

‘’jadi sekarang ? ....’’ key melontarkan kembali pertanyaannya

‘’i’m uncertain about it” jawab shin ahh ragu. Namun pikirannya sulit dibaca oleh key apakah ia menerima tawaran itu atau tidak.




     Universitas korea. 2 kata itu tak asing lagi terdengar ditelinga Lee jae joong, Yang selalu setia menemani menunggu Lee jae joong sang kakak setelah keluar dari kelas. Jae joong adalah seorang penulis pemula, dan ia cukup pintar. kepintarannya itu mengakibatkan ia masuk di universitas korea jurusan matematika walaupun ia tuli, tetapi ia memiliki suatu mukjizat yang diberikan oleh tuhan kepadanya. Ia cukup mengerti bahasa, maksud dari apa yang orang lain bicarakan. mungkin mereka lebih sempurna daripada dirinya.

     Berbeda dengan Lee yi jeong, seorang professor berwajah manis dan cantik yang mengajar di jurusan sejarah. Ini adalah tahun pertama ia mengajar menjadi seorang professor. Ia memiliki kesempurnaan, mulai dari segi kepintarannya, selalu mendapatkan prestasi mahasiswi peraih nilai terbaik, hingga kebanggaan lainnya.

     Terkadang yi  jeong juga merasa tak enak dengan adik laki-lakinya sendiri jae joong. Mulai dari harus diejek karena ia hanyalah penulis pemula dan tak pernah berhasil menerbitkan sebuah novel. Berbeda dengan dirinya sendiri, selalu menjadi yang diutamakan dan dibanggakan.

 ‘’aduh, kenapa kakak begitu lama hari ini’’ tanya penasaran jae joong dalam hatinya, sambil melihat sekeliling kampus.

‘’DARRRRRRRRD......’’ Yi jeong mengejutkan adiknya, jaejoong hanya membalasnya dengan pukulan ringan ke kakaknya.

‘’kenapa pulangnya begitu lama’’ tanya jae joong.

‘’ohh, tadi kakak ada urusan dan sekalian rapat dengan dosen-dosen. Maaf yah.......’’ jawab yi jeong sambil mengusap-usap rambut jae joong yang mirip dengan rambut kyuhyun.

‘’Ne. Lain kali kalau seperti ini terjadi lagi tak akan kumaafkan...’’jawab jae joong.

‘’kakak janji.....’’ yi jeong memberikan senyuman manis untuk jae joong.

    Yi jeong dan jae joong memasuki mobil FERRARI sport bewarna merah. Dengan tatapan fokus yi jeong kali ini mengendari mobil bersama perasaan depresi tak seperti hari-hari biasanya, tak biasanya yijeong menjadi tak terlalu peduli dengan adiknya sendiri. Mungkin jika ia berada dihari-hari normal  biasa, pastinya yi jeong sudah melawak dan membahas tentang hal-hal yang lucu dengan tingkah laku siswanya. Tapi kali ini ia hanya fokus pada diri sendiri. Untuk menghentikan keheningan ia mencoba memikirkan beberapa kata-kata yang dapat menarik kakaknya untuk berbicara.

‘’ aku yakin kali ini novelku akan benar-benar diterima “ jae joong berbbicara sambil mengoleskan senyum manis dibibirnya.

‘’  hemmmnn, i’m certain about it, dear ‘’ jawabnya tak berenergi

‘’ aku mengerti ‘’ jawab Jae joong terus melamun dan melamun apakah ada yang salah dengan kata-katanya.

     Mobil mereka terhenti disebuah rumah bertingkat seperti istana. Dengan pelayan –pelayan yang telah bersiap-siap untuk kedatangan mereka berdua. Jae joong dan yi jeong lahir dari keluarga seorang direktur perusahaan shopping design. Mereka benar-benar beruntung meskipun ada banyak kekurangan dirumah mereka, setelah kakak laki-lakinya meninggal dalam kecelakaan study tour beberapa tahun yang lalu bahkan sudah sangat lama sekali itu terjadi.

      Jae joong keluar dari mobil dengan penuh semangat dan didampingi oleh beberapa pelayan wanita yang selalu setia menemaninya dan mengajaknya berbicara walaupun jaejong tuli. Ketampanan jae joong memang sempurna walaupun ia tuli, bagi mereka ia tetap tuan jaejoong tampan yang sempurna

      Yi jeong segera tancap gas dan memutar mobilnya untuk segera pergi keluar, beberapa pelayan pria mengejarnya lalu langkahnya terhenti karena yi jeong keluar dengan cepat. Entah kenapa sikap nona yi jeong berubah menjadi lebih buruk akhir-akhir ini, bukan hanya jaejoong  yang merasakan hal itu sendirian, tetapi yang lainnya juga ikut merasakan.


   
      4 bulan kemudian ......

        Shin ahh akhirnya dapat dibebaskan dari tempat yang kondisinya mirip neraka  dan tempat yang paling sering membuatnya menjadi putri tidur. Untuk sementara waktu shin ahh tinggal di apartemen dokter key. Apartemen itu ditata rapi dengan 2 kamar, tempatnya cukup luas bersih dan rapi, dilengkapi dengan perabotan rumah yang super mewah dan harganya selangit. Untuk cowok berusia 25 tahun jauh dibawah umur shin ahh yang sudah berusia 28 tahun ia benar-benar seorang lelaki yang rapi. Berapa uangkah yang ia habiskan untuk menyulap apartemen ini menjadi hotel bintang lima. Tanya shin ahh dalam hatinya

      “berapa uangkah yang kau habiskan untuk menyulap rumah ini menjadi hotel berkelas ?’’ tanya penasaran shin ahh.

      “ohh itu, aku pernah bekerja di amerika menjadi dokter tambahan disana selama 1 tahun, pendapatan penghasilanku dulu disana sangat besar, makanya aku bisa membeli semua ini” jawab key penuh senyuman, dan ia memberikan shin ahh sebuah kunci kamar.

      ‘’gumawo’’ senyum shin ahh, ia segera menuju kamarnya. Benar-benar tak terduga, kamarnya jauh lebih mewah dan dipenuhi dengan cat tembok bewarna ungu cerah manis, dengan perapian buku, lemari buku, dan meja belajar yang sangat dipenuhi oleh buku-buku kesukaan shin ahh.

        Shin ahh berlari menuju jendela kamar, ia membukanya dengan perasaan yang gembira menghirup udara lepas lalu mengeluarkannya. Kamarnya begitu luas, rapi dan nyaman.
“bagaimana, kau suka ?’’ tanya key.

‘’sejak kapan kau dibelakangku, a.....ku sangat menyukai kamar ini ?’’ shin ahh terkejut panik.

‘’dari tadi. Kalau kau bahagia aku pun ikut senang. Sebaiknya kau tidur besok adalah jadwalmu mengajarkan’’ key mengingatkan shin ahh

‘’ne araseo’’ jawab shin ahh dengan bahagia.



    Pagi cerah telah datang matahari telah bersinar cerah, shin ahh menata segala keperluan didalam tas punggungnya. Dengan tampilan jaz bewarna krem vanila, jeans panjang bewarna hitam dan rambut yang terurai panjang berkilau.

     Ketika shin ahh keluar dari kamar dan menuju kedapur, key bisa merasakan aroma parfume stoberi yang dipakai oleh shin ahh.

‘’mana motorku ?” tanya shin ahh polos tanpa ekspresi.

“apa tidak apa-apa bila kau mengendari motor lagi, aku takutnya nanti kau kecelakaan lagi” jawab ragu-ragu key sambil memoles mentega ke roti.

‘’yah ampun, aku ini super girl, aku takkan mungkin terluka dengan mudah hanya masalah kecil seperti itu, sekarang mana kunci motorku”

“ini.....’’ key melempar kunci itu tepat sasaran tangan shin ahh.

‘’dengan motor ini, aku akan mengulang kembali masa kejayaanku dulu....
Hahahhahaha....., gayaku mirip Jhonny di ghost rider kan’’ shin ahh tertawa geli.

‘’hanya didalam mimpi’’ ketus key sambil tertawa.

‘’mungkin aku akan pulang sore, karena hari ini ada pertemuan. Tidak apa-apakan ..... ?’’ shin ahh mengerutkan keningnya dan tersenyum, menirukan aktris favoritnya ko hyun jung dalam film The Great Queen Of Seondeok.

‘’berhentilah menirukan gaya mishil’’ senyum key singkat, ia melihat shin ahh semakin jauh dan jauh, keluar dari rumah. Ia masih tak yakin bahwa ia harus melepaskan sang putri pasien kesayangannya itu pergi, ia semakin jauh, jauh dan jauh pergi dari rumahnya, berharap tak ada lagi kejadian yang menakutkan akan terjadi kepadanya.



     Tepat di perhentian parkiran universitas korea. Shin ahh melepas helm dan menatap sekeliling gedung universitas dengan mata-mata yang berkaca-kaca dan kagum. Sudah berapa lamanya ia tak disini, ditempat seharusnya ia berada. Tempat ini memang tak berubah-berubah, tak ada yang lebih ia impikan selama di rumah sakit kecuali tempat yang saat ini yang ia pijaki.

     Shin ahh kembali menelusuri dan berjalan dengan langkah yang pelan dengan rambut yang terurai berkibar berkilau, membuat para pelajar menjadi terpesona, mungkin sebagian mereka tak mengenal shin ahh karena ia meninggalkan universitas ini selama 1 tahun.

      Shin ahh hanya melempar senyum manis kepada orang yang melihatnya terpesona, sebagian dari mereka membeo melihat kecantikan shin ahh. Dan sebagian dari mereka terlalu terpesona berlebihan hingga mereka sendiri tak menyadari telah berjalan tak sadar dan akhirnya kepala mereka terbentur tembok.

“morning ....’’ jawab shin ahh dengan mengoleskan senyum mempesonanya kepada siswanya.

      Senyum para pelajar seketika hancur berkeping-keping ketika Lee Soo Hyun sang professor yang mengajar dalam jurusan sejarah semester 8  datang dan langsung menepuk bahu kanan shin ahh. Lee soo hyun sang professor tertampan nomor 1 dan ia menguasai banyak bahasa seperti jerman, inggris, prancis, mandarin, dan jepang, memiliki wajah tirus seperti wanita, badan sispack dan tinggi, benar-benar pria tampan yang diidam-idamkan. Tapi sayangnya hubungan antara shin ahh dan soo hyun hanya sebatas sahabat dekat.

        ‘’how are you, my dear ..... “ tanya soo hyun dengan mengeluarkan mantra killer smile, Untuk membuat para pelajar yang dari tadi melihatnya menjadi cemburu. 

        “i’m fine thanks ....’’ jawab singkat, padat, dan supel shin ahh.

       ‘’apa hanya kata i’m fine thanks yang bisa kau keluarkan untukku. Aku sangat merindukanmu selama ini, bahkan aku tak bisa mengajar dengan baik bila tak mendengar teriakan suara emosimu di kelas ketika mengajar.

       ‘’what did you say, HAAHHHH.....’’ shin ahh mulai menatap soo hyun dengan tatapan sinis.

        “apakah aku salah ?, aniyeyo, aku rindu teriakan marah itu saja kok.......’’  soo hyun tertawa geli.

        ‘’awas kau .............’’



         Jaejoong menatap dan membolak-balik novel J.K ROWLING  “The Casual Vacancy” yang berjumlah 500 halaman lebih. Kali ini ia dapat menyelesaikan novel bacaan favoritnya 20 kali. J.K ROWLING adalah penulis favoritnya selain itu, ia juga menyukai STHEPEN MEYER penulis Twilight saga. Jaejoong berharap agar suatu saat ia akan menjadi sukses seperti kedua penulis itu.

      membahagiakan kakak perempuannya adalah satu dari tujuan hidupnya yang penting. Ia tak pernah menghiraukan apapun yang dihadapannya, meskipun ia tahu bahwa ia tak sempurna dan tak pernah bisa menghasilkan satu novel apapun. Yang ada hanyalah kata-kata ditolak dengan pahit oleh penerbit. Mereka selalu memberikan alasan yang sama ; kau masih terlalu anak-anak, penggunaan majas yang kurang tepat, pengaturan setting, alur, plot...


       jaejoong sudah hampir muak dengan kata-kata yang selalu berakhiran sama. Always sad ending, and Nothing a word happy ending for me. Aku muak dan aku harus berbuat apa, dan kakaku juga berubah sekarang, sejak rapat waktu itu, ia jarang sekali mengajakku jalan-jalan atau semacamnya. Yang selalu dipikirkannya hanyalah tugas-tugas-tugas, skripsi-skripsi dan kesuksesannya dimata orang lain. Betapa inginya aku menjadi seperti itu. Namun semua khayalan didalam cerita mimpiku itu hanyalah semata-mata penutupan dari kata ideologi yang pedih.


          Dan bel listrik telah berbunyi nyaring keras, namun jaejoong tak mendengar. penjaga perpustakaaan tersebut menepuk bahu jaejoong dan memperingatkan bahwa bel telah berbunyi. Jaejoong menutup The Casual Vacancy dengan pelan tanpa suara. Bel kali ini memang agak berbeda dari hari-hari biasanya, entah apa yang kali ini membawanya untuk pergi sekolah lebih cepat, seakan-akan bunyi nada garpu talla menjadi alarm yang terdengar ditelinganya, walaupun ia hanya mengingat suara garpu talla, tetapi kali ini nada-nada itu terus bergema ditelinganya. Berawal dari nada yang tak beraturan berubah-berubah menjadi beraturan dan menyatu dalam harmoni nada yang indah, jaejoong merasakannya. Tak biasanya hari seperti ini terjadi.

          Goo shin ahh, memasuki kelas baru semester 5. Kelas ini memang masih belum berubah sama sekali. Seakan-akan ia mengulang kembali masa lalunya di semester 5. Dan hari ini adalah hari kebalikannya.

‘’morning my students, how are you today ? .....’’ shin ahh mencoba mengoleskan senyum manis pertamanya dikelas ini.

‘’i’m fine thank you, and you ?’’ tanya kembali seluruh siswa.

‘’i’m fine thanks.....’’ shin ahh menghela napas lalu mencoba mengeluarkan pengenalan nama yang baik kepada siswanya

“okay, today i will intorduction my self, ...

   My name is  Sthepanny Shin Ahh, Goo. i’m from New York, but i lived in seoul since little. Ibu baru mengajar tahun kemarin, tetapi di semester yang berbeda. Dan sekarang ibu menggantikan pak kim soo joong yang kemarin tertimpah musibah.
Mohon bantuannya ......’’ shin ahh mengakhiri acara perkenalannya.

        Shin ahh menuliskan materi matematika tentang aljabar, dan tak pernah lepas dari kata aljabar, angka-angka dan huruf x atau yang lainnya semuanya tak pernah terlepas dari itu. Terkadang shin ahh juga berpikir kenapa ia tak masuk Design Animation dan tak masuk ke jurusan yang dapat mematikan ini.  Jika ia dulu masuk Design Animaton pastinya ia akan menjadi terkenal di Jepang. Tapi nyatanya semua telah terjadi sebab kehendak tuhan.

           Setelah ia menuliskan materi dan soal disklusi kepapan tulis. Shin ahh sejenak melamun dan menatap jendela itu dengan tatapan polos namun ia melihatnya dengan penuh konsentrasi yang tinggi. Ia membayangkan dihari-hari biasanya jika ia masih berada dirumah sakit, dan key mengoceh panjang lebar menyuruhku olahraga. Namun kata-katanya selalu ku anggap sampah, tetapi, jika aku membangkang semua ucapannya maka aku sendiri yang akan kena hukum karmanya.

            Saat siswa yang lainnya sibuk, karena tugas berdisklusi, seorang siswa duduk di pojok didepan dekat jendela yang saat ini dilihatnya dari tadi. Ia tak sama sekali bekerja sama berdisklusi walaupun aku sendiri yang menyuruhnya untuk tugas disklusi.

“what’s your name ? “ tanya shin ahh pelan. Namun lelaki menggunakan jaz hitam itu tak mendengar.

‘’hey, what’s your name?’’ tanya shin ahh dengan sedikit membesarkan suaranya. Masih tetap saja ia mengabaikan dirinya, lebih memilih fokus pada soal. Seorang siswa perempuan datang menghampiri shin ahh dengan tatapan misterius lalu siswa itu membisikan sesuatu ditelinganya dan berkata.

“seongsanim, dia itu tuli. Tetapi ia pintar’’ jawab siswa perempuan itu pelan.

‘’hah, apakah kau serius....’’ shin ahh merasa tak percaya, orang yang begitu tampan seperti itu harus tuli.

“Ne, seongsanim ....’’ siswa itu kembali kemejanya. Dengan perasaan yang terkejut ia menghela napas, lalu mencoba mendekatinya. Lelaki itu merespon kedatangan orang yang berada saat ini dihadapannya. Jaejoong hanya bisa memberikan respon senyum kecil kepada dosennya.

‘’siapa namamu ?” tanya shin ahh pelan, jaejoong mencoba memahami maksud dari pembicaraan shin ahh.

‘’ jaejoong, Lee’’ jawab singkat jaejoong tanpa menghiraukan orang yang didepannya. Ia lebih memilih sibuk sendiri dengan tugas.

‘’kenapa kau mengerjakan tugas ini sendirian. Aku kan menyuruhmu untuk tugas kelompok’’ ketus shin ahh.

‘’jangan mengasihaniku, aku lebih suka sendirian, aku bencir tugas disklusi. Terserah mau memberikanku nilai berapa. Aku lebih memilih mendapatkan nilai F- daripada harus mengerjakan tugas kelompok bersama’’ jawabnya dengan nada slow. Shin ahh terdiam dengan kepalan tangan kanan yang hampir saja menghapiri wajah jaejoong.

“sebaiknya kau bertanya kepada teman-temanmu yang lainnya, jika memang merasa kesulitan mengerjakan soal tersebut’’ ketus shin ahh, dengan suara pelan. Namun sifatnya menggertak.

‘’Ne araseo’’ketus jaejoong.

         Shin ahh berali dan meninggalkan orang yang dari tadi mengesalkan hatinya. Walaupun ia tuli namun sikapnya sangat sombong, wajar saja ia selalu sendirian, pikir shin ahh didalam hatinya.

      Bel listrik akhirnya berdering dan shin ahh bersiap-siap untuk keluar dari kelas. Dan sosok yang terduga lagi sedang menepuk bahu kirinya. Akhirnya ia pun dapat melihat Lee Yi jeong Sahabat yang paling bisa shin ahh percayai diantara siapapun. Walaupun mereka berbeda 5 tahun, karena shin ahh mengambil kelas aksel, sedangkan yi jeong memang sekolah sesuai umurnya. Hubungan mereka tetap selalu dikenal dengan kata saeng and eonni.

       “yah ampun, eonni! .....”shin ahh terkejut melihat yijeong

        ‘’kenapa ? ....” tanya yijeong dengan penuh senyuman manis.

        “masih tidak berubah seperti dulu, eonni memang cute .......’’

         “tidak kok, ibu nggak cute kok .....” yi jeong hanya tersenyum mend
engar lelucon bodoh shin ahh.

        ‘’memang benar kok, kalo kakak yang selalu nomor 1  .....

          Today you’re so beautiful ....” shin ahh terus saja merayu yijeong.

        “bagaimana keadaanmu, kau sudah sehat ?’’ tanya yijeong

        “tentu. Aku sudah sehat, buktinya aku sudah berada disini dan sudah merasa lebih baik.....’’ shin ahh menutupi kebohongannya.

        “untungnya tak terjadi apa-apa. aku tak pernah menginginkan apapun kecuali kau bisa hidup didunia ini. jangan diulangi lagi kejadian seperti itu ?” yi jeong memberikan nasehat kepada shin ahh. Nasehat itu membuatnya terdiam sejenak, mungkin inilah yang paling shin ahh benci. Karena ia tak bisa berbohong, dan kali ini ia mencoba untuk berbohong meskipun itu melukai dirinya membohongi yi jeong. Orang yang selama ini selalu dapat dipercayai dan juga kakak angkatnya sendiri.

     “tentu, aku janji takkan mengulanginya lagi ....” shin ahh mengoleskan senyumnya perlahan dan berusaha menahan tangisnya.

   Sudah lama, kita tak bertemu. Namun setelah bertemu denganmu, aku mempelajari sebuah prilaku buruk, yaitu membohongimu. Mungkin ini adalah sebuah persiapan agar aku dapat bersiap-siap untuk bisa lebih tenang dan pergi meninggalkan dunia ini tanpa tangisan.