leaf

.

Jumat, 01 Februari 2013

fanfic the first of someting Bab_2 Promise You


Hy semua......
hari ini gue bakal posting yang selalu kalian tunggu-tunggu lanjutan the first of something bab 2 ; promise you, ini terinspirasi dari lagu super junior promise you. silakan baca yang chinggu, bab 2 ini sudah masuk dalam tahapan pemunculan konflik, sedih tapi alurnya nggak sepenuhnya sedih....
let's reading my story chinggu
:-)




Bab 2
The first of something
Promise you

                                                                          
Super junior – promise you

Aku

Hanya mengingatkamu dan selalu mengingatkanmu, bahwa aku sudah bosan

selalu hidup dengan dipatahkan janjinya.

Apakah kau tak berpikir dua kali,

Apakah kau tak berpikir bagaimana rasanya dipatahkan janjinya.

Aku hanya bisa menanggukan kepala

Berharap janji itu bisa disambungkan kembalit

Seandainya semua itu bisa tercapai

.....


     Minggu pagi kembali menyapa dengan matahari cerah yang sedang bersemangat masuk kerumah shin ahh. Hari dimana tanpa tugas, tanpa harus sibuk dengan skripsi siswa. Shin ahh bangun dengan setengah mengedipkan mata, dan melihat jam di mejanya, suara ponsel berdering keras dan tak tahu berapa panggilan tak terjawab....

     “Hahhhhggggrrrrr, jam 10.00 pagi aniiii, yeyo.....” shin ahh terkejut dan langsung melompat dari tempat tidur. Ia baru ingat bahwa ia punya janji dengan yi jeong sang seongsanim cantiknya itu. Entah hal apa yang membuat shin ahh begitu kagum dengan seongsanim/guru yang saat ini telah menjadi temannya. Walaupun shin ahh tak masuk jurusan sejarah, seperti yi jeong. itu bukanlah alasan dan jawaban, melainkan  ia hanya menyukai seongsanimnya sebagai teman cerita dan bukan menyukai pelajarannya.

      “matilah aku hari ini.......’’ ujarnya dari tadi. shin ahh segera bergegas cepat. Hanya mandi 10 menit, berpakaian kemeja berlapiskan jaz hitam berpasangan jeans bewarna krem dan menggunakan make up selama 25 menit.

      lalu pergi tanpa sarapan. Motor balap kawasaki ninja berwarna merah, segara siap, tanpa harus memanaskan mesin. Shin ahh segara melaju dengan cepat menuju caffe purple. Tempat yang paling sering shin ahh kunjungi jika ingin bercerita dengan yijeong.

      Dan tibalah di caffe purple, untungnya yi jeong  belum datang. Mungkin ia akan tahu bahwa aku akan telat. Beberapa menit kemudian, setelah shin ahh merenungkan masalah telatnya, yi jeong muncul dihadapannya dengan rok panjang berwarna coklat dan blazzer berwarna ungu, tanpa ikatan rambut. Rambutnya yang panjang lebih hitam dan poni sebahu, membuatnya lebih cantik dan manis.

“hah, kakak ....’’ jawab shin ahh dengan polos tanpa bernada.

‘’kenapa ?,  ada masalah ?’’ tanya yi jeong penasaran.

‘’tidak kok. Kajja.... ayo jalan-jalan’’ ajak shin ahh mencoba untuk bersemangat.

‘’ne.....’’ yi jeong mengangguk.

      Shin ahh begitu bersemangat, dan begitu bahagia ketika pergi bersama yi jeong menuju bioskop. Motor balapnya melaju semakin kencang namun yi jeong tak menghiraukan masalah itu, yang ia pikirkan bagaimana caranya agar membuat dirinya menjadi sedikit senang dan tertawa.

        Tibalah di tempat yang paling sering mereka kunjungi ketika hari weekend. Memasuki gedung bioskop, shin ahh membayangkan dirinya yang sudah tak lama mengunjungi tempat seperti ini. walaupun ia menangis-nangis kepada key. Tetap saja dokter sialan itu takkan memberikannya izin untuk keluar ketempat manapun.

         Dengan posisi duduk ditengah-tengah, bangku VIP. Bersiap-siap menonton film. Shin ahh masih sempat-sempatnya menjahili yi jeong dengan tangannya.
‘’eonni...’’ tegurnya pelan.

‘’hhaa.....” shin ahh.

‘’kakak benar-benar cantik hari ini” shin ahh mencubit pipi yi jeong.

“ahh tidak,....’’ yi jeong hanya tersenyum.

          Film dengan unsur romatis dan sedih, yi jeong tampak seperti menangis melihat setiap beberapa adegan yang menyedihkan, sementara shin ahh hanya makan popcron dengan porsi besar, terus mengunyahnya tanpa henti.

''kakak menangis ?'' tanya shin ahh pelan.

''bukan menangis. Hanya terbawa perasaan sedih.'' Shin ahh hanya bingung mendengar ucapan yi jeong tadi, bukan menangis. Tapi justru dari tadi ia yang paling sering menangis dalam diam tanpa suara.


*****


     Lee jaejoong berjalan menuju lantai paling atas dirumahnya. Menyusuri anak tangga yang begitu panjang hingga menuju lantai atas, tempat dimana itu adalah kamar ibunya jaejoong.

      Jaejoong membuka pelan kamar ibunya tanpa suara. Jaejoong menghidupkan lampu, lalu membuka jendela. Kamar ini masih tampak suram, dan sunyi seperti dulu dengan penuh peralatan medis yang canggih. Namun jaejoong tak percaya dengan semua peralatan canggih yang beberapa tahun lalu dibeli ayahnya di amerika. Ibunya belum tersadar dari koma 1 tahun yang lalu, karena jatuh dari tangga diakibatkan oleh ia depresi berat hingga tak sadar dirinya jatuh dari tangga.

      ''lama tak bertemu,

        Bagaimana kabarmu, apakah kau sudah mendingan.....” tanya jaejoong, dengan tatapan melamun, dan berpikir. Apakah aku gila, mengobrol dengan seseorang yang tak pernah bangun dan tidur selama 1 tahun lebih seperti putri tidur. Ia benar-benar tak percaya dengan semua realita yang selama ini selalu diharapkannya. Berharap ibunya akan sembuh, tapi nyatanya semua itu tak sesuai dengan apa yang diharapkannya selama ini. yang dapat membuktikan bahwa ibunya hidup, hanyalah monitor detak jantung itu.

      ''Ibu. Kakak berubah, dan kakak menjadi dingin. Apakah aku pernah berbuat kesalahan. Apakah karena aku tuli, apakah aku hanya pecundang bagi kakak.''Tanyanya sedih.

  ''aku ingin menjadi normal......''

  ''aku ingin menjadi normal ....'' teriak jaejoong keras.

 ''bu, ayo BANGUN.....'' sentaknya keras.

 ''AYOLAH........, aku ingin membawa ibu ke sekolahku, ayolah....

''Ayo bangun..............’'' lirih teriak keras jaejoong menjadi serak.

     Kenapa aku harus terlahir dalam keadaan tuli, aku ingin menjadi normal. Aku ingin mendengar suara. Aku ingin mendengar suara orang-orang yang selama ini membenciku dan menghinaku. Aku ingin bisa mendengar......


*****


      Film sedih pun akhirnya berakhir. Shin ahh dan yi jeong keluar dari gedung bioskop. Ponsel yi jeong tak bisa lagi diajak kompromi, terus berdering. Akhirnya yi jeong mengangkat ponsel tersebut.

''yoebeseyo......'' ucap perlahannya.

       Shin ahh hanya membeo, memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh yi jeong hingga ia begitu benar-benar fokus dengan obrolannya lewat telpon.

''shin ahh, sebenarnya aku....'' ucap yi jeong yang bingung harus mengucapkan kata-kata apa terhadap shin ahh.

''aku tahu dan mengerti kok, itu tadi panggilan dari kampus'' jawab shin ahh dengan suara yang lemah.

"iya tapi .... ini urusan penting, apa kamu m....." ucapan yi jeong terpotong.

"tidak kok aku nggak marah, tugas itu juga penting, aku tahu perasaan apa yang sedang kau rasakan, karena aku juga seorang dosen" shin ahh menjawab semua pertanyaan yi jeong.

"gomawo, shin ahh ....'yi jeong mencubit pipi shin ahh.

"haeeeeuu., iya" shin ahh melepas cubitan yi jeong 
.
    Selalu urusan pekerjaan. Dan semuanya tak pernah lepas dari kata kesibukan. Tetapi apakah ada kata untuk menyatu kembali, seperti sedahulu kala. Kau yang dulu, sesibuk apapun masih tetap memikirkanku. Mungkin tidak, itu bukanlah kata yang tepat; kau melupakanku. Kau hilang ditengah keramaian seoul, menuju halte bus.


****


     Shin ahh pulang dengan perasaan yang kesal, dokter key telah  telah menanti dan melihat yijeong dari blakon rumah.

"hey putri tidur, bagaimana jalan-jalannya ?" teriak key dari blakon, namun shin ahh tak bereaksi, hanya melempar senyum dan langsung masuk menuju kamarnya. Melihat ekspresi itu key menuju kamar shin ahh dengan tergesa-gesa.

"apa kau tidak apa-apa, apakah jantungmu sakit lagi ?" tanya penasaran key.

"tidak, aku hanya lelah. Bisakah kau keluar dari kamarku" ketus perlahan shin ahh. Key hanya menganggukan kepala, dan menutup pintu kamar tanpa suara.

         Sepertinya aku memang perlu membutuhkan seseorang, untuk bercerita, dan aku sudah bosan seperti ini. setiap kali kau membuat janji kepadaku, selalu saja kau mengingkarinya dengan mudah. Tanpa memikirkan dua kali ataupun perasaanku, kau dengan mudahnya mematahkan janji itu.
Berjanji itu memang mudah,
Tapi begitu sangat sulit untuk diputuskan....

****

          Pagi kembali datang, namun kali ini iklim berubah menjadi agak mendung. Sepertinya akan datang hujan, namun shin ahh tak menghiraukan masalah itu. Setelah selesai mandi, ia hanya menggunakan blazzer putih, jeans hitam, dan bantopel putih. mengikat rambut, dan menggunakan sedikit make up.

         Hujan memang benar-benar turun, dan itu membuatnya jenuh dan bosan harus menunggu didepan pintu rumah. Melihat rintiknya hujan yang membasahi taman-taman kecil disekitar rumah ini.

"rain, oh rain, i’m waiting for you.... waiting,  just waiting, waiting for you ....." shin ahh bernyanyi dengan suara yang selu.

"itu lagunya greyson chance – waiting outside the line atau super junior - just you sih....." tanya key bingung.

"ahhh, what ?" tanya shin ahh lagi.

"ahh kau ini, memang agak-agak sedikit kurang setengah cangkir...."

"apanya OTAK, enak saja, kalo aku kurang secankir buktinya aku masuk kuliah jurusan matematika dan juga aku dosennya. Kau itu yang dokter ling lung" shin ahh menepuk bahu key.

"aduh, sakit....."key mengelus bahunya yang tadi ditepuk oleh shin ahh dengan keras.

"dokter, aku ingin tanya sesuatu ?" shin ahh menatap rintikan hujan, sambil menunggu respon dari dokter key.

"tanya apa ?, tanyanya jangan soal matematika yah ..."key membuat lelucon garing.

"apakah kau percaya yang namanya sebuah janji ?" tanya shin ahh perlahan.

"tentu saja aku percaya. Dan aku selalu menepati janji, bila ada seseorang yang berjanji padaku. Memangnya kenapa ?" tanya balik key.

"sepertinya itu mustahil untukku, tak ada satupun kata yang paling kubenci selain kata janji. Janji tak pernah ada untukku. Sepertinya janji itu adalah kata-kata yang bodoh untuk diingat, karena aku selalu dikecewakan, dan aku dibuat menjadi sedih memikirkan kata-kata yang bodoh itu ? ....."

"mungkin mereka sedang memilki masalah" jawab key.

"jika memang mereka memiliki masalah, apakah sebuah masalah itu akan terus berlarut, berlarut dan larut. Aku sudah bosan dengan kata sibuk atau semacamnya. Kenapa mereka tak pernah ada untukku itu yang membuatku sakit dan aku tak tahu harus berbuat apa, lebih baik aku menjadi putri tidur seumur hidup, dibandingkan hidup dengan sebuah janji yang telah patah" shin ahh melampiaskan segala kekesalannya kepada key.

"mungkin aku bisa membantumu, membantumu sebagai teman..."

"apakah boleh....." tanyanya.

Shin ahh hanya mengulurkan senyum tipis kepada key.
Hujan sepertinya memang tak bisa diajak kompromi, dan semakin deras, juga diiringi dengan badai. Sepertinya shin ahh mempunyai alasan baru untuk bolos mengajar, sepertinya memang begitu..


****


buat lanjutannya sabar-sabar aja yah, ini lagi sibuknya bener, sibuk ngurusin Try out n segala-gala keperluan kelas I.X.
KEEP CALM